Dapatkah transplantasi hati manusia berhasil?

  Daily Telegraph melaporkan pada tanggal 15 bahwa para peneliti di Amerika Serikat mengatakan bahwa mereka telah menumbuhkan hati secara artifisial dengan menggunakan sel tikus di laboratorium, menandai langkah besar ke depan untuk teknologi “organ yang dibuat khusus”, yang dapat digunakan untuk transplantasi hati manusia dalam lima tahun ke depan jika teknologi ini berkembang dengan baik. Namun demikian, sebagian akademisi berhati-hati bahwa masih banyak rintangan yang harus diatasi dengan teknologi ini.  Eksperimen yang dilakukan oleh para peneliti di Rumah Sakit Umum Massachusetts, melibatkan pengangkatan sel-sel dari hati tikus, meninggalkan “perancah”, dan kemudian menyuntikkan 200 juta sel hati yang sehat ke dalam perancah untuk menumbuhkan hati tikus buatan yang hidup yang dapat memecah racun. Hati buatan bertahan hingga 10 hari di dalam cawan petri, dilengkapi dengan darah buatan. Para peneliti juga mentransplantasikan hati buatan ke dalam tikus tanpa membuang hati aslinya, dan tikus-tikus tersebut bertahan hidup selama beberapa jam.  Artikel mereka, yang diterbitkan di Nature? Kedokteran, menulis bahwa prosedurnya adalah proses empat langkah. Pertama, hati yang rusak direndam dalam air steril untuk menghilangkan sel-selnya; kedua, kolagen dan pembuluh darah yang tersisa digunakan sebagai ‘perancah’; ketiga, sel punca yang terbuat dari sel kulit diisi ke dalam ‘perancah’; dan akhirnya, hati buatan diperoleh.  Pemimpin tim, Kurt Yogan dari Harvard Medical School, mengatakan bahwa ini adalah pertama kalinya sel punca digunakan di laboratorium. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa hati buatan dapat memecah zat beracun yang berbahaya seperti hati asli dan dapat digunakan untuk memperbaiki hati yang rusak akibat cedera, penyakit, alkoholisme, dll. Karena hati buatan dibuat dari sel pasien sendiri, sistem kekebalan tubuh pasien tidak akan menolak hati yang rusak ketika diganti.  Teknik ini sangat mirip dengan transplantasi ‘trakea buatan’ yang dilakukan di Spanyol dua tahun yang lalu, di mana tim peneliti multinasional menyelesaikan transplantasi ‘trakea buatan’ dan ‘organ’ lengkap pertama di dunia pada bulan Juni 2008. “Lima bulan setelah operasi, pasien wanita berusia 30 tahun itu telah pulih sepenuhnya. Terobosan bagi tim Yogan adalah bahwa hati lebih kompleks dan membutuhkan lebih banyak upaya untuk tumbuh daripada trakea.  Tetapi hanya satu jenis sel hati yang digunakan dalam percobaan, dan hati buatan ditumbuhkan untuk melakukan hanya sebagian kecil dari fungsi hati normal. Youoka juga menunjukkan bahwa ini hanya percobaan konseptual dan masih ada kesulitan yang harus diatasi untuk menciptakan hati yang benar-benar fungsional dan tahan lama yang dapat ditanamkan dalam tubuh manusia, seperti melengkapi hati dengan sel-sel yang dapat membunuh bakteri dan penyerang lainnya.  Para peneliti juga mengatakan bahwa untuk saat ini teknik ini akan memerlukan penggunaan organ donor, tetapi pada akhirnya para ilmuwan bisa menggunakan hati babi atau “perancah” buatan untuk mendapatkan hati buatan tanpa memerlukan organ donor.  Juru bicara British Liver Foundation juga mengatakan bahwa pencapaian ini sangat menarik, tetapi masih ada jalan panjang yang harus dilalui sebelum benar-benar dapat membantu pasien hati.

English Deutsch Français Español Português 日本語 Bahasa Indonesia Русский